Teriak Merdeka di Tanah Konflik


 . .
#Teriak Merdeka di Tanah Konflik

Tujuh puluh satu tahun yang lalu mungkin orang-orang di seantero negeri banyak bertanya, apakah kemerdekaan republik ini adalah sebuah hasil perjuangan atau hanya berupa hadiah  dari konvoi romusha yang harus menyerah karena bombardir sekutu. Hingga saat inipun mungkin masih banyak yang bertanya tentang hal itu.

Kalau mau kita telaah kembali penentangan terhadap kolonialisme sudah dijabarkan oleh pendahulu kita jauh sebelum abad ke 19 Masehi, abad dimana kemerdekaan NKRI diproklamirkan. Tercatat jelas dalam sejarah, perang yang dipimpin pangeran di penogoro terjadi di tahun 1825 dan berakhir pada 1830 Masehi, perlawanan Pattimura di Maluku terjadi pada tahun 1817 Masehi, hingga sampai ikrar sumpah pemuda 28 Oktober 1928 pun masih jauh dari 17 Agustus 1945. Ini adalah bukti perjuangan panjang kemerdekaan yang digagas anak-anak bangsa ini sendiri.

Republik Indonesia sudah merdeka, terlepas dari pro kontra kesejahteraan rakyat yang belum merata, nyatanya kita sudah berpijak di tanah merdeka. Semua ini hanya tentang bagaimana mengelola merdeka agar benar nyata dalam kacamata batin dan logika.

Bung Karno 71 tahun yang lalu menyatakan Indonesia merdeka bukan untuk melihat rakyatnya bersusah diri tapi untuk bangkit membangun negeri. Ini sudah beban tanggung jawab pemegang estafet perjuangan agar terus menjaga keutuhan apa yang telah diwariskan. Lepasnya Timor Timur di tahun 1999, itu adalah catatan kelam negeri ini. Jangan sampai kembali terulang.

Memilih untuk berdiri sendiri dalam ikatan negara yang baru, sama artinya kita telah mengkhianatai perjuangan panjang para leluhur. namun bagi segelintir orang kini mulai menyadari, untuk apa hasil kemerdekaan dan perjuangan panjang itu jika tak bisa memberi sejahtera dan makmur. Nyatanya kedua kata itu hanya mengalir dalam ikatan ras dan primordial semata.

Provinsi Papua, Provinsi di ujung timur nusantara. Pulau besar membentuk burung. Ia gambaran cendrawasih yang siap terbang menikmati kebebasan, merasakan artinya merdeka. Namun kepak sayapnya seperti terikat sekelumit agenda-agenda politik.

Kini orang-orang asli papua di pedalaman pegunungan tengah sudah mulai menyadari akan hal itu. Gerakan Orang Papua Merdeka adalah satu bukti nyata. Kabupaten Jayawijaya, kabupaten Lanny Jaya, dan kabupaten Puncak Jaya, tiga kabupaten di pedalaman pegunungan tengah Papua ini menjadi segitiga merah dalam peta-peta konflik nasional.  Peperangan antar suku, penembakan misterius bukan hal baru lagi di tempat ini. Tiga titik ini menjadi sarang empuk menjamurnya gerakan separatis papua merdeka, merdeka untuk negeri yang baru.

Terlepas dari kemerdekaan republik ini adalah hadiah atau hasil perjuangan, terlepas dari kemerdekaan sudah benar nyata sama-sama di rasakan oleh seluruh rakyat, terlepas dari menjamurnya gerakan separatis Orang Papua Merdeka, diatas tanah konflik ini, di bawah kibaran merah putih, tunas-tunas bangsa dari negeri di timur matahari ini masih riang dan lirih teriak merdeka untuk ibu pertiwi, karena dari raut ceria dan polos bocah-bocah inilah gambaran hakekatnya merdeka.

.blogspot.com
#sisacerita17anbelajarmenulissaja



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Pengalaman Nusantara Sehat

Proposal Penelitian dan Penulisan Biografi Abd Syukur Ibrahim Dasi oleh ( Tim Penulis: HM Ali Taher Parasiong, MHR. Shikka Songge, Hassan M. Noer)

LAMAKERA