Mota Ain
Jembatan Mota Ain, Kota Atambua, Kab. Belu, NTT. |
Secercah cerita
perjalanan ke Mota Ain
Mota Ain, Kota
Atambua, Kabupaten Belu, jembatan prbatasan RI & RDTL. Suatu saat kau harus ke
tempat ini teman, keluar menjelajahi nusantara , memberi jejak-jejak langkah di
tanah ini, menapaki jalan yang mungkin sedikit terjal, penuh semak belukar,
perjalanan ini mungkin tak seindah pendakian menuju puncak mahameru, atau
perjalan ke puncak bogor yang penuh dengan perkebunan teh dengan bunga-bunganya
yang bermekaran di tepian jalan.
Tanah ini tanah
kering, gersang, , tak banyak gedung-gedung tinggi seperti di kota-kota
metropolitan. Tanah ini tanah tandus, tak banyak pemandangan sawah yang akan
kau dapati, tanah ini penuh karang, tidak subur seperti Jawa Dwipa.
Mungkin kau takut.
.
Tapi suatu saat
kau harus ke tempat ini teman, mungkin tak banyak yang kau dapati untuk kau
ceritakan pada sahabat, dan sanak keluargamu. Dalam perjalanan ini kau akan
temukan banyak pedagang-pedagang garam yang berderet rapi di sepanjang jalan
menanti pembeli. Jika kau sampai di pelataran Naibonat, sesekali kau akan temui segerombolan prajurit yang berlari rapi dalam barisan sambil bersorak sorai menyanyikan lagu bangsa, akan kau dapati juga anak-anak belia tak beralas kaki yang
berlarian menawarkan jajanan di persinggahan Noelmina. Anak-anak belia yang
entah bersekolah atau tidak, mencari rupiah yang mungkin tak seberapa bagi kita,
berlarian di tengah hiruk pikuk kendaraan yang sedang berlalu, mungkin hanya
miris yang kau dapatkan teman.
Mungkin yang
dapat menjadi hiburan perjalananmu hanyalah monumen-monumen bersejarah tentang
perjuangan keras rakyat tanah karang ini yang akan membawa pikiranmu kembali berwisata
tentang sejarah zaman perjuangan dulu, perjuangan keras demi mempertahankan ibu
pertiwi. Saat pertama kau tiba di Atambua kau akan di sambut sebuah Patung Tentara lengkap dengan senjata
laras panjangnya, Monumen Seroja Atambua itu sebagai monumen penghargaan mengenang jasa pejuang Timor Timur dalam
operasi Seroja dahulu, memang terlihat rapuh tak terawat, namun jasa pengabdian
itu tetap mengabadi dalam benak seluruh generasi tanah karang ini.
Suatu saat kau
harus ke tempat ini teman, perjalanan ini memang penuh dengan padang gersang
berbaur rasa miris, namun jika telah sampai
di tempat ini teman, selangkah berada di tanah Fretelin, mendengar kata Indonesia
akan syarat makna bagimu, di tempat ini teman, kibaran merah putih yang usang
sekalipun akan lebih membakar sukma, lagu indonesia raya yang sering kita
nyanyikan di sekolah dulu akan terasa lebih punya arti, selangkah berada di
tanah refrendum akan membuatmu lebih mencintai Ibu pertiwi.
Mungkin bila
kau datang jauh sebelum refrendum seribu sembilan ratus sembilan puluh
sembilan, di tempat ini tidak berdiri gerbang pembatas, dan kau akan dapat
berjalan jauh lebih ke timur tanah karang ini teman, tanpa pasport, tanpa
visa juga tanpa berurusan dengan kantor imigrasi, namun kau harus siap meregang
nyawa berjalan di tengah perang bersenjata yang sedang memanas.
Di Tempat ini,
di sepetak jembatan Mota Ain ini teman, menjadi saksi bisu perang politik yang
berlangsung dua puluh tiga tahun lamanya, sejak seribu sembilan ratus tujuh
puluh enam hingga berakhir dengan jejak pendapat seribu sembilan ratus sembilan
puluh sembilan. Kau akan tahu betapa cintanya warga eks Tim-tim akan Indonesia.
Dengan slogan “NKRI harga mati” mereka rela berpisah dengan sanak keluarga
mengungsi ditanah orang dengan kehidupan yang masih saja sama sejak refrendum
tujuh belas tahun silam.
Jika telah
sampai disini, berjanjilah teman kau akan kembali lagi entah kapan itu, sepuluh
tahun atau dua puluh tahun lagi ke
tempat ini, dengan membawa setumpuk harapan baru bagi mereka di perbatasan. Itu Janjimu pada anak-anak tanah karang ini teman.
![]() |
FathurrahmanPrakon |
Rasanya ingin
ku ulang kembali perjalanan di akhir Desember dua ribu lima belas itu teman, Awalilah
perjalananmu dari Kota Kupang agar kau dapat melihat kota-kota di tanah penuh
karang ini, melintasi Kota dingin So’e, menuruni bukit ke arah utara Kefamenanu,
dan mengambil arah timur lagi menuju Kota Perbatasan Atambua.Tapakilah
negeri ini teman, karena kata orang bijak, terkadang dengan sebuah perjalanan
kau akan lebih memahami apa artinya hidup. Ku tunggu
jejak kakimu di tanah karang nan tandus ini teman.
****
Sekilas Galery
![]() |
![]() |
Tugu Perbatasan RI-RDTL |
![]() | |||||
![]() |
Gerbang ke RDTL |
![]() |
Kabut Pagi Kota Atambua |
![]() |
Tugu Pancasila, Jl. Merdeka Atambua |
![]() |
Gerbang Selamt Datang, Kota Atambua |
![]() |
Pelataran Bundaran Biinmafo, Kota Kefamenanau, Kab TTU-NTT |
![]() |
Jembatan Noelmina, So'e-TTS-NTT |
Komentar