Postingan

Cerita Pengalaman Nusantara Sehat

Gambar
CERITA PENGALAMAN NUSANTARA SEHAT BATCH 3 (2016-2018) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PUSKESMAS MAKKI, KABUPATEN LANNY JAYA, PROVINSI PAPUA Minggu, 01 April 2018. Wamena. (Fathurrahman Dasi), Ke Litbang Kemenkes RI    Riwayat pendidikan formal saya, baik dari tingkat Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi saya tekuni di Kota Kupang. Madrasah Ibtidaiyah Swasta Fathul Mubin Namosain, menjadi institusi pertama saya mulai menerima pendidikan Sekolah Dasar walaupun beberapa tahun sempat pindah Ke Pulau Rote karena alasan pekerjaan orang tua, namun akhirnya saat menginjak kelas 6 saya kembali pada sekolah yang sama di MI Fathul Mubin. Tahun 2006 saya melanjutkan sekolah menngah pertama ke Madrasah Tsanawiyah Negeri Kupang (MTsN) Kupang dan lulus di tahun 2009, melanjutkan pendidikan sekolah menengah atas pada Madrasah Aliyah Negeri Kupang (MAN MODEL KUPANG), setelah menamatkan pendidikan menengah atas pada tahun 2012  saya langsung melanjutkan study ke perguruan tinggi, da

Hujan di Atap Negeri

Gambar
“HUJAN di Atap Negeri”  ”Tuhan adalah Tempat mencurahkan segala gelisah hidup, pun demikian juga tempat kita mengharapkan ijabah atas cita-cita masa depan, kelak kepada Tuhan pula kita akan kembali membawa cerita dan amanah dari dunia yang fana ini untuk kita pertanggungjawabkan di hari akhir nanti”. Jelas bapa pendeta. Pagi hari ini sedikit berbeda, kebun-kebun lengang, menganggur tanpa ada yang menggarap. Setiap pagi, biasanya ibu-ibu disini sudah hadir tanpa diabsen, memikul noken, tangan kiri membawa linggis sebagai perkakas perkebunan, tangan kanan menggendong bayi yang menangis, jauh berjalan kaki menuju kebun di lereng bukit. Kegiatan rutin setiap harinya, membersihkan kebun, merawat tanaman, menanam kembali tunas-tunas baru umbi-umbian. Hari ini hari minggu, orang lokal disini biasa menyebut hari minggu adalah harinya Tuhan, jadi seluruh pekerjaan harus diliburkan, sekolah libur, pekerjaan ke kebun libur, tidak ada yang berjualan, kios-kios semuanya ditutup, t

Waktu

Gambar
WAKTU “ Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam  kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, dan saling  menasihati dalam  kebaikan  dan kesabaran”         (Q.S. Al-Asr, Ayat 1-3). Detak detik menjadi menit, 60 menit menjadi hitungan jam, lalu satu hari berlalu dalam akumulasi 24 jam, 7 hari dalam seminggu. 30 hari dalam sebulan, lalu terhimpun begitu saja menjadi kisah setahun. 12 bulan 365 hari. Sederetan rentetan waktu yang sudah banyak dipahami khalayak. Semua cerita terhimpun didalamnya. Disetiap etapenya. Tentang tawa bahagia dan air mata, tentang cinta dan cita-cita, itu semua kebanggaan dan kenangan. Rentetan keterangan waktu. Hari, bulan dan tahun. Semua itu apa pentingnya bagi kita?. Bahkan waktu sendiripun tak pernah peduli tentang semua itu, ia hanya akan terus menjalankan kodratnya, tak peduli apa yang sedang terjadi. Kesdihan dan kebahagiaan, kegagalan atau keberhasilan, ia (waktu) tak mau tahu. Waktu hanya terus menjalankan tugasnya. Sepe

Veteran Kesehatan

Gambar
Matahari sudah terbit sejam yang lalu. Tapi suasana di sini masih gelap. Sesungguhnya memang sudah pagi sejak satu jam yang lalu, tapi di lembah ini matahari masih saja belum nampak. Hanya siluet semburat kuning dari balik-balik gunung yang terlihat. Matahari sedang bersembunyi di punggungnya. Sebenarnya memang sudah pagi sejak tadi, tapi belum ada riuh keramaian. Wajar. Disini. Tempat dimana sekarang ia berada, tepat dipinggiran Disterik. Sepi. Jauh dari pusat kecamatan yang terpisah satu aliran sungai. Pagi hari ini tanpa hujan, namun dedaunan tetap saja basah, embun menghiasi ditepi-tepinya. Udara terasa dingin. Ia merapatkan jaketnya. Uap keluar setiap menghembuskan nafas, bercampur asap sebatang rokok yang sedang membara di celah jemarinya. Kabut-kabut mengambang di perbukitan, memayungi ladang dan kebun-kebun dibawahnya. Hijau tanaman. Ubi-ubian dan sayuran melimpah. Menyegarkan. Beberapa bulan lagi mungkin akan siap panen. Pagi ini ia sedang duduk

2 Sahabat Pengayuh Becak

Gambar
Koson dan Lombert Panas terik, siang hari di kota wamena, orang –orang berkerumun di perempatan jalan irian menyaksikan perkelahian dua anak muda paruh baya, saling meninju, mengejar, memaki, terjatuh, kemudian kembali bangkit lagi memasang kuda-kuda, dan perkelahian itu kembali berlanjut.  perkelahian ini entah sudah berapa babak berlangsung, tak ada yang tahu siapa wasit yang menjadi hakim  penengah perkelahian satu lawan satu ini . Nyatanya perkelahian siang itu ramai dengan euforia penonton yang penuh sorak sorai memberi dukungan, hanya saja tak ada atribut yang jelas tentang identitas penonton ini, entah dia pendukung siapa, dan yang lainnya mendukung siapa, semuanya begitu asik berteriak, pukul.. pukul... balas,,, pukul lagi. Koson dan Lombert keduanya adalah anak  Lany yang besar di Distrik Makki, mereka berangkat bersama dari kampung halamannya, hendak merantau ke Kota Wamena untuk melanjutkan sekolahnya, kendati orang tua yang tak mampu, serta keadaan keluarga besar y

Sepucuk Surat di 1 Syawal

Gambar
Sepucuk Surat di 1 Syawal Kepada kalian yang telah mengalirkan darah dalam raga ini, Kalian yang terus menjadi pemantik api semangat dalam jalan panjang ini. Kiranya bait ini telah sampai keharibaan, Aku hanya ingin mengabarkan, bahwa aku masih dalam jalan yang selalu kalian tunjukkanku padanya, Aku masih dalam arah yang selalu kalian bimbing aku padanya. Semangat ini masih sama seperti dahulu, masih sama seperti do'a-do'a yang terlisan. Semangat ini masih tentang tegaknya tiang agama, masih tentang kecintaan kepada bangsa, Juga masih tentang kearifan Lewotana. Doakan agar tetap istiqomah. Dalam diam, mungkin bibir ini terlalu kaku, tak pernah bertanya tentang kabar berita, tak pernah bercerita panjang tentang perjalanan ini. Tapi percayalah di setiap sujud terakhirku, ia selalu basah dalam lumat-lumat do'a tentang kalian. Dari puncak pegunungan tengah tanah papua, Kabut dingin pagi hari menyelisik di antara bukit menaungi lembah, Bersama kicauan cendra

Matahari Memang Terbit dari Timur

Gambar
Matahari Memang Terbit dari Timur "Hitam kulit keriting rambut. . "Aku Papua. . "Walau esok hari langit terbelah. . "Aku Papua. . Sejak pertama kali mendapat mandat untuk pengabdian di tanah papua lirik lagu itu selalu mengawang dalam ruang imaji. Lagu yang kemudian populer ketika menjadi sound treck dalam film fenomenal Di Timur Matahari, mulai membuatku dapat menggambarkan tentang kehidupanku nanti. Tekad ini sudah bulat adanya, walau harus terisolir dari candu kenikmatan kota, walau sampai langit terbelahpun amal sederhana ini lebih punya arti. Distrik Makki, Kabupaten Lanny Jaya. Kabupaten hasil pemekaran kabupaten Jaya Wijaya 2009 silam, daerah dengan temperatur suhu pegunungan amat dingin menyengat kulit, siapa yang mengira hingga 2 tahun nanti tempat ini akan menjadi tempatku menjalani segala rutinitas hidup. Dari makan, minum, bangun di pagi hari, bekerja, tidur di malam hari dan kembali bangun di pagi hari lagi. Pun aku tak menyangka bahwa temp