Sampai di Persimpangan Jalan



Tepat tiga tahun sudah dari biru topi PPSM dan berganti toga dengan tali penyematan, seperti baru saja bangun dari mimpi semalam, dengan mata pagi yang masih saja sayup, mata yang masih samar menatap sekeliling, sudah terpampang kombinasi empat abjad menggandeng nama kami begitu saja, empat senti, kira-kira empat senti meter lebih panjang nama kami sekarang, dan arena pun berganti, bukan lagi mimpi di atas samsat yang setiap hari tinju kepal tangan kami mendarat. Tepat tiga tahun sudah dari ceria sorak nyanyi di tengah PPSM dan hari ini menjadi bait sumpah serapah penuh debar, tiga tahun enam semester dan kamipun sampai di persimpangan jalan. Farmasi, mungkin ini sudah jalan kami, siapa yang mengira anak-anak yang dulu di usia lima tahun benci dengan pahit puyer obat, kini mereka sendiri yang meracik serbuk pahit itu, mungkin sedikit jenaka jika ditelusur akal. Jauh masih dalam tiga tahun putih abu dulu, hanya sekali dua kali mungkin mendengar kata farmasi, dahulu besar keinginan untuk bisa belajar di Fakultas MIPA dengan kelas fisika, mungkin sudah terlanjur mencintai hukum newton juga relativitasnya enstein, namun itulah hamba hanya bisa berencana, eksekusi tak selalu indah bersama harapan, hari-hari pertama duduk di kelas farmasi memang sangat membosankan penuh dengan rumus bangun struktur kimia, dengan nama asing yang tak pernah kami dengar sebelumnya, jurnal, laporan harian yang sampai jari kami keriting, yang mungkin saja ia dapat berbicara, pasti sudah berteriak lelah di tengah sunyi malam yang sudah larut, memang adaptasi penuh perjuangan. Farmasi, dari kebanyakan awam kadang salah menyebutnya, sebagian dari teman putih abu kadang bertanya sebetulnya farmasi atau formasi, mungkin saja ada kampus dengan jurusan formasi, dan di sana setelah lulus kita akan duduk di pinggir lapangan dengan setelan rapi mengatur formasi pemain sepak bola seperti halnya jose mourinho atau pep guardiola, ya mungkin saja ada, tak tahu juga. Namun sebetulnya farmasi bukan formasi, farmasi di sana yang sehari harinya kami bergumul bersama mortir dan stamper, juga rumit perhitungan dosis-dosis obat. Saat lulus dari sekolah menengah ke atas dan putih abu sudah penuh dengan coretan hitam tanda tangan, farmasi menjadi salah satu daftar pilihan dari sekian nominasi untuk melanjutkan studi, pilihan yang mungkin ada di daftar terakhir, namun itulah perencanaan kadang perlu alternatif sebagai pemain pengganti ketika prioritas kita telah gugur, tentunya juga dengan pertimbangan panjang, pun hal ini tak seperti mengganti daftar pilihan lagu di kotak musik yang bisa dengan sesuka hati. Tiga tahun memang waktu yang tidak sebentar, butuh semangat dan jiwa juang tinggi untuk menempuh jalan yang panjang ini, dan hari inipun kami sampai di persimpangan jalan, hari di mana kami harus memilih satu jalan lagi untuk di tempuh, Karena garis finish masih jauh disana dan kami belum juga sampai separuhnya.






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cerita Pengalaman Nusantara Sehat

Proposal Penelitian dan Penulisan Biografi Abd Syukur Ibrahim Dasi oleh ( Tim Penulis: HM Ali Taher Parasiong, MHR. Shikka Songge, Hassan M. Noer)

LAMAKERA